LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DAN TEKNOLOGI DAGING ACARA II PENGENALAN DAGING
LAPORAN
PRAKTIKUM
ILMU
DAN TEKNOLOGI DAGING
ACARA
II
PENGENALAN
DAGING
Disusun oleh:
Janu Herjanto
12/331833/PT/06287
Asisten
: Fitria Dwi Anggraini
LABORATORIUM
PANGAN HASIL TERNAK
BAGIAN
TEKNOLOGI HASIL TERNAK
FAKULTAS
PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
ACARA
II
PENGENALAN
DAGING
MATERI
DAN METODE
Materi. Materi yang digunakan
dalam praktikum ini berupa alat dan bahan. Alat yang digunakan yaitu diktat
praktikum sebagai buku acuan, alat tulis untuk menulis dan lembar kuestioner
untuk mengisi data hasil pengamatan. Bahan yang digunakan yaitu daging kuda, daging babi, daging kambing, daging domba,
daging sapi, daging kerbau.
Metode. Metode yang digunakan
dalam praktikum ini adalah daging dari berbagi hewan ternak disiapkan.
Karakteristik daging kemudian diamati dengan cara diambil satu per satu dan
dirasakan. Karakteristik daging yang diamati meliputi warna daging,
konsistensi, tekstur serat, bau dan aroma, warna lemak, serta jumlah marbling.
Data hasil pengamatan kemudian .dimasukkan ke lembar kuestioner dan
dibandingkan dengan literatur.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil pengamatan berbagai macam jenis daging didapatkan data sebagai berikut:
No
|
Macam Daging
|
Warna Daging
|
Tekstur Daging
|
Konsistensi
|
Jumlah Marbling
|
Warna Lemak
|
1
|
Kuda
|
Merah muda
|
Halus
|
Kenyal
|
-
|
-
|
2
|
Babi
|
Merah muda
|
Halus
|
Empuk
|
Banyak
|
Putih
|
3
|
Kambing
|
Merah tua
|
Halus
|
Kenyal
|
Sedikit
|
Putih
|
4
|
Domba
|
Merah muda
|
Halus
|
Kenyal
|
Sedikit
|
Putih
|
5
|
Sapi
|
Merah muda
|
Kasar
|
Keras
|
Banyak
|
Putih kekuningan
|
6
|
Kerbau
|
Merah tua
|
Kasar
|
Keras
|
Banyak
|
Putih
|
Menurut Soeparno
(1998) Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil
pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakanny.
Faktor
yang mmpngaruhi warna daging adalah pakan, spesies, bangsa, umur, jenis kelamin, stress, pH dan oksigen. Daging
babi mempunyai lemak intra-muskular yang banyak dan merata. Serat yang halus
ini disebabkan karena babi merupakan jenis ternak non ruminansia yang mempunyai
kandungan lemak yang banyak sehingga membuat struktur dagingnya halus
(Sugiyono, 1996)
Karakteristik Daging
Daging Kuda. Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan, daging kuda yang diamati berwarna merah muda, tekstur halus dan
konsistensi dagingnya kenyal. Hal ini menunjukkan bahwa data hasil pengamatan
tidak sesuai dengan literatur. Menurut Soeparno (1992), daging kuda sering
disebut sebagai daging merah. Pada daging kuda juga seratnya terlihat lebih
besar , kuat dan kasar jika dibandingkan dengan daging yang lainnya. Menurut
Lawrie (1995), pada urat daging terdapat aktivitas enzim sitokrom oksidase yang
mengikat, sehingga jelas akan memperlihatkan kekuatan.
Daging Babi. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, daging babi yang diamati berwarna merah muda, tekstur halus empuk dan
mempunyai jumlah marbling banyak. Hasil ini menunjukkan bahwa data hasil
pengamatan sudah sesuai dengan literatur. Menurut Sugiyono (1996), daging babi
mempunyai warna merah muda (pucat), hal ini dipengaruhi oleh lemak yang tebal dan jenis
pakan yang mempengaruhi warna dan aroma daging, Sugiyono (1996) menegaskan
bahwa daging babi ini punya lemak intramuskular yang banyak dan merata dengan serat yang halus hal ini disebabkan
karena babi merupakan jenis ternak non ruminansia yang mempengaruhi kandungan
lemak yang banyak sehingga membuat
strutur dagingnya halus. Lawrie (1995) menambahkan bahwa rendahnya kadar
mioglobin pada urat daging babi menyebabkan warna pucat pada daging tersebut.
Prekursor flavor daging spesies babi adalah substansi nonprotein yang
larut dalam air. Prekursor flavor daging babi terdiri dari dua subfraksi, yaitu
fraksi yang mengandung asam amino, dan fraksi yang mengandung gula pereduksi.
Pemanasan masing-masing subfraksi tidak menghasilkan flavor yang spesifik
daging, tetapi pemanasan kombinasi kedua subfraksi dapat menghasilkan aroma
daging (Soeparno, 1992)
Daging babi mempunyai aroma
yang identik dengan daging sapi dan domba. Fraksi volatil daging dari spesies
babi adalah sagat serupa dengan fraksi volatil pada sapi dan domba. Penyimpangan aroma atau bau
spesifik daging babi jantan yang disebut bau boar, terutama disebabkan oleh senyawa yang terdapat didalam lemak
yang tidak tersabun yang telah diidentifikasi sebagai 5α-androst-16
ene-3-one (Soeparno, 1992).
Daging
Kambing. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, daging kambing yang diamati berwarna merah muda, tekstur halus kenyal dan
tetapi jumlah marbling sedikit. Hasil ini menunjukkan bahwa data hasil
pengamatan sudah mendekati normal. Menurut Soeparno (1992), warna daging kambing
hampir sama dengan daging sapi, tetapi mempunyai tingkat kemerahan yang lebih
pekat. Warna ini ditentukan oleh kandungan otot merah penyusun daging..
Prekursor flavor daging spesies kambing dan babi adalah substansi non
protein yang larut dalam air. Prekursor flavor daging kambing
dan babi terdiri dari fraksi
yang mengandung asam amino, dan fraksi yang mengandung gula pereduksi.
Pemanasan masing-masing subfraksi tidak menghasilkan
flavor yang spesifik daging.
Daging kambing mempunyai aroma yang identik
dengan daging sapi dan babi (Soeparno, 1992).
Daging Domba. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, daging domba yang diamati berwarna merah tua, tekstur halus kenyal dan
jumlah marbling sedikit. Hasil ini menunjukkan bahwa data hasil pengamatan
sesuai dengan literatur. Menurut Soeparno (1992), warna
daging domba hampir sama dengan daging sapi akan tetapi mempunyai tingkat
kemerahan yang lebih pekat. Warna ini ditentukan oleh kandungan otot merah
penyusun daging. Flavor dan aroma daging domba spesifik keras, yang dapat
berasal dari fraksi polar senyawa karbonil bebas dari lemak dan mempunyai
hubungan dengan komposisi dan tipe serabut (Soeparno, 1992).
Daging Sapi. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, daging kuda yang diamati berwarna merah muda, tekstur kasar keras dan jumlah
marbling banyak. Hasil ini menunjukkan bahwa data hasil pengamatan sesuai
dengan literatur. Menurut Soeparno (1998) Daging sapi mempunyai warna merah. Jumlah
mioglobin pada veal sekitar 1-3 mg
setiap gram ototnya, 4-10 mg untuk setiap gram beef dan 16-20 mg untuk
setiap gram beef yang lebih tua. Otot merah mengandung serabut
merah. Dari segi tenderness
(keempukan), daging sapi kurang empuk jika dibandingkan dengan keempukan daging
domba atau babi. Hal ini disebabkan karena daging sapi mempunyai perototan yang
lebih besar dan struktur yang lebih kasar. Veal
mempunyai flavor yang lebih ringan daripada beef. Flavor dan aroma daging sapi yang dimasak hampir sama atau
identik dengan daging domba atau babi.
Daging sapi menunjukkan bau yang khas yaitu sehingga
dapat dibedakan dengan ternak lain. Struktur serat pada
pengamaan daging sapi ini terlihat jelas dan besar dengan lemak intra maskuler
yang tersebar tidak merata. Daging sapi yang mengandung banyak lemak memberikan
kehalusan yang baik pada serat daging menyebabakan mudah dipotong (Sugiyono, 1996).
Faktor Kualitas Daging
Daging yang
berkualitas mempunyai tingkat awet yang lebih lama. Daging-daging yang dicuring
akan lebih awet dibandingkan dengan daging tanpa pengolahan. Karena proses
curing ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Lawrie (1995) yang menyatakan bahwa fungsi nitrit dalam curing yaitu dapat
menghambat pertumbuhan bakteri.
Salah satu sifat
fisik daging yang bisa dimati dan dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan
kualitas daging adalah kelembaban. Semakin daging tersebut lembab atau basah
serta lembek (tidak kenyal) menunjukkan kualitas daging yang kurang baik
(Margono, 1993). Banyak hal yang dapat mempengaruhi kualitas daging baik ketika
pemeliharaan ataupun ketika pengolahan. Faktor yang dapat mempengaruhi
penampilan daging selama proses sebelum pemotongan adalah perlakuan
transportasi dan istirahat yang dapat menentukan tingkat cekaman (stress) pada
ternak yang pada akhirnya akan menentukan kualitas daging yang dihasilkan (T.
Suryati, 2006).
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa prbedaan
karakteristik daging dapat dilihat dengan cara mengamati tekstur daging, warna,
rasa dan aroma. Daging kambing paling mudah dibedakan karena baunya yang khas,
daging babi yang ngandung banyak lemak mudah diidentifikasi teksturnya yang
halus, sedangkan pada sapi kerbau dan kuda dapat diketahui dengan melihat warna
dan konsistensi dagingnya seratnya, pada kuda warnanya yang paling gelap dan
serat yang padat panjang, sedangkan pada kerbau dan sapi seratnya lebih
sedikit, tetapi pada kerbau lebih kasar.
DAFTAR
PUSTAKA
Lawrie,
R.A. 1995. Ilmu Daging. Edisi ke -5,
UI Press. Jakarta.
Muchtadi,
T.R. dan Sugiono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Tinggi
Nurwantoro, P. A. V.P.Bintoro,A
M.Legowo,A.Purnomoadi. 2012.
Pengaruh metode pemberian pakan
terhadap kualitas spesifik daging.
Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. Hal 54-58
Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging Cetakan
Keempat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Sugiyono.
1996. Ilmu dan Pangan. Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FKPTK IKIP, Yogyakarta
Sunarlim,R.,
S.Usmiati. 2009. Karakteristik daging kambing dengan
perendaman enzim papain. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veterine. Hal 499-506.
Post a Comment for "LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DAN TEKNOLOGI DAGING ACARA II PENGENALAN DAGING"