ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU DAN REPRODUKSI TERNAK
ACARA II
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN
Disusun Oleh :
Janu Herjanto
PT/06287
I
Asisten : Rima Aprianti Purnamasari
LABORATORIUM
ILMU DAN REPRODUKSI TERNAK
BAGIAN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
BAGIAN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
ACARA I
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN
Tinjuan Pustaka
Alat Reproduksi Jantan
penting dipelajari karena menyangkut proses keberlanjutan kehidupan. Mamalia
bereproduksi secara seksual melalui proses kopulasi menggunakan alat reproduksi
jantan bagian luar yaitu penis yang berfungsi mengeluarkan spermatozoa. Organ
lain dari alat reproduksi jantan yaitu testis, epididymis, vas deferen, urethra
dan glandula asesoris.
Testis
Testis adalah suatu organ yang aktif dan menghasilkan sejumlah
besar spermatozoa setiap harinya. Kira-kira 90 persen isi testis terdiri dari
beratur-ratus meter tubulus yang sangat kecil yang disebut tubulus seminiferus (Feradis,2010). Sel-sel interstisial
yang terletak diruang antara tubulus seminiferus berada dalam testis mengasilkan
hormon jantan yang disebut testoteron.
Hormon inilah yang bertanggung jawab pada munculnya sifat-sifat kelamin
sekunder (Blakely dan David,1998).
Testis
agak bervariasi dari spesies ke spesies
dalam hal bentuk ukuran dan lokasi tetapi struktur dasarnya adalah sama. Tubulus
seminiferus
dikeleliling kaspul serabut atau trabekula melintang masuk dari tunika albugenia untuk membentuk
kerangka atau stroma. Trabekula ini bergabung membentuk korda fibrosa yaitu mediastinum
testis. Rete testis terdiri dari
saluran-saluran yang berantomose dalam mediastinum testis. Saluran-saluran ini
terletak diantara tubuhlus seminiferus (Blakely dan David,1998).
Skrotum
adalah kulit berkantong yang ukuran, bentuk dan lokasinya menyesuaikan dengan
testis yang dikandungnya kulit skrotum
adalah tipis, lembut dan relatif kurang berambut. Selapis jaringan fibroelastik
bercampur dengan serabut otot polos disebut tunika dartos terdapat disebelah
dalam dari kulit pada cuaca dingin serabut otot tersebut berkontraksi dan
membantu mempertahankan posisi terhadap dinding abdominal. Lapisan luar dari
peritoneum penutup testis adalah tunika vaginalis
komunis (parietalis dan bercampur dengan fasia bagian dalam skrotum (Blakely
dan David,1998).
Epididymis
Spermatozoa bergerak dari tubulus
seminiferus lewat ductus deferens
menuju kepala Epididymis. Epididymis merupakan pipa panjang dan
berkelak-kelok yang menghubungkan vasa eferensia pada testis dengan ductus deferens (vas deferens). Epidydimis berperan sebagai tempat untuk pemasakan spermatozoa sampai pada
saat spermotozoa dikeluarkan dengan ejakulasi (Frandson,1992). Spermatozoa
bergerak dari tubulus seminiferus lewat ductus
deferens menuju ke kepala epididymis.
Spermatozoa belum masak ketika meninggalkan testikel dan harus mengalami
periode pemasakan di dalam epididymis
sebelum mampu membuahi ovum. (Blakely dan David,1998).
Ductus deferens
Ductus deferens adalah pipa berotot yang pada saat
ejakulasi mendorong spermatozoa dari epididymis
ke duktus ejakulatoris dalam ureta prostaktis (Blakely dan David,1998). Vas deferen mengangkut spermatozoa dari
ekor epididymis ke urethra. Kedua ductus deferen yang terletak sebelah vesica urinaria lambat laun menebal dan
membesar membentuk ampula ductus deferens
(Feradis,2010).
Duktus
deferens meninggalkan ekor epididymis bergerak melalui kanal inguinal yang merupakan bagian dari korda spermatik dan pada cincin inguinal internal memutar ke belakang, memisah dari pembuluh darah dan syaraf dari korda.
Selanjutnya dua duktus deferens mendekati urethra, besatu dan
peritonium yang disebut lipatan
urogenital (genital fold)
yang
dapat disamakan dengan ligamentum lebar pada betina (Frandson,1992).
Kelenjar
kelamin Tambahan
Kelenjar
Vesikularis. Kelenjar
vesicularis mensekresikan cairan
keruh dan lengket yang mengandung protein, kalium asam sitrat, fruktosa dan beberapa enzim
yang konsentrasinya tinggi kadang-kadang berwana kuning karena mengandung
flavin. Ph-nya
berkisar 5.7 sampai 6.2 sekeresei kelenjar vesikularis membentuk 50 persen dari
volume ejakulat normal pada sapi (Feradis,2010). Frandson
(1992) berpendapat bahwa kelenjar vesikuler
(vesikula seminalis) adalah sepasang kelenjar yang biasanya bermuara dengan
ductus deferens melalui
bermacam-macam duktus ejakulatori ke
dalam urethra pelvic kemudian ke caudal leher kandung kemih. Vesikula seminalis pada sapi jantan,
domba jantan, dan babi merupakan kelenjar berbentuk lobus-lobus dengan ukuran
yang cukup besar.
Kelenjar
Prostata. Kelenjar prostat adalah kelenjar yang tidak berpasangan yang kurang lebih
mengelilingai pelvis urethra.
Kelenjar prostat pada anjing dan kuda mempunyai struktur yang berlainan dan
berbentuk seperti kenari (walnut). Kelenjar prostat hewan lain cenderung jauh
lebih besar sepanjang pelvik urethra
dan tertutup oleh otot urethra,
Duktunya membukadalam dua barisan sejajar. Satu pada masing-masing sisi urethra. Prostat dapat menjadi lebih
besar dan berhubungan degan sistem uriner. Kelenjar ini menghasilkan sekresi
alkalin yang membantu memberikan bau yang karakteristik pada cairan semen (Frandson,1992).
Kelenjar
Bulboretralis. Kelenjar bulbouretralis
atau Cowperi adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak juga pada tiap sisis
pelvis urethra pada sebelah cranial dari ischial arch. Tetapi disebelah kaudal
dari kelenjar aksesoria lainya (Blakely dan David,1998). Kelenjar bulbourethralis
terdapat sepasang, berbentuk bundar, kompak ,berselubung tebal dan pada
sapi sedikit lebih kecil dari pada kalenjar cowper pada kuda . saluran
skretoris dari setiap kelenjar membentuk satu saluran ekskretoris yang
panjanganya 2 sampai 3 cm.kedua saluran ekskretoris kelenjar ini mempunyai muara kecil terisah ditepi lipatan mukosa urethra
(Feradis,2010).
Urethra
Urethra adalah saluran dari tempat bermuaranya Ampula ductus deferen sampai ujung penis.
Urethra merupakan saluran
urogenitalis yang berfungsi sebagai tempat lewatnya urine dan semen (Blakely dan David,1998). Urethra musculanis atau canalis urogenitalis adalah saluran ekskretoris bersama urine
dan semen. Urethra membentang dari daerah pelvis ke penis dan
berakhir pada ujung glands sebagai orificium urethrae extern. Urethra dapat
dibedakan atas 3 bagian, yakni bagian pelvis, bulbus urethralis,
dan bagian penis (Feradis,2010).
Penis
Penis merupakan organ
Kopulasi pada hewan jantan yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu glands atau alat
gerak bebas, bagian badan dan akar. Struktur internal penis merupakan jaringan kavernosus (jaringan Erektil (yang terdiri dari sinus-sinus darah yang
dipisahkan oleh lembaran jaingan pengikat yang disebut septa yang berasal dari tunika albuginea, kapsula berserabut
disekitar penis. Preputium adalah lipatan kulit disekitar ujung
bebas penis. Permukaan luar merupakan kulit yang agak khas sementara lapisan
dalam menyerupai membran mukosa yang terdiri dari lapisan preputial dan lapisan
penis yang
menutup permukaan eksremitas bebas penis. (Blakely dan David,1998).
Penis mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran urine dan
peletakan semen kedalam reproduksi betina. Penis terdiri dari akar, badab dan
ujung bebas yang berakhir pada glands penis. Bagian ujung atau
glands penis terletak bebas dalam praeputium. Badan penis terdiri
dari corpus cavernisum penis yang relatif besar dan diselaputi oleh
selubung fibrosa tebal putih, tunica albuginea. Di bagian ventral
terdapat corpus cavernisum urethra, suatu struktur yang relatif lebih
kecil yang mengelilingi urethra (Feradis,2010)
Materi dan
Metode
Materi
Alat. Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah pita ukur, penggaris, timbangan digital
dan kertas kerja.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah preparat basah organ reproduksi domba Ekor tipis.
Metode
Metode yang digunakan pada praktikum anatomi jantan yaitu praktikan
mengamati, mengetahui fungsi, membedakan setiap organ, menimbang, dan mengukur
dengan seksama dengan pita ukur bagian-bagian alat reproduksi domba
jantan. Setelah penimbangan dan pengukuran masing-masing bagian alat reproduksi
sapi jantan selesai, praktikan menerangkan kembali apa yang telah dikerjakan
selama praktikum.
Hasil dan
Pembahasan
Secara anatomi
bagian-bagian alat reproduksi jantan yaitu testis,
epididymis, ductus deferen, ampulla ductus
deferen, kelenjar vesikularis, kelenjar
prostatae, kelenjar bulbourethralis,
dan penis. Praktikum dilakukan dengan mengamati dan mengukur organ
reproduksi domba ekor tipis umur dua tahun dan berat badan 45 kg. Berikut adalah hasil praktikum yang diperoleh, berupa data
pengukuran dan penimbangan organ reproduksi jantan ditunjukkan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Ukuran Organ
Reproduksi Jantan
No
|
Nama Bagian
|
Panjang
|
Lebar
|
Keliling
|
Tinggi
|
Berat
|
1
|
Testis
|
13
|
6
|
14
|
-
|
101gr
|
2
|
Epididymis
|
|
-
|
-
|
-
|
13,7 gr
|
3
|
Ductus
Deferen
|
28
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Ampula
Ductus Deferen
|
3,5
|
0,8
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Kelenjar Vesikularis
|
3
|
2
|
-
|
2
|
3,2
|
6
|
Kelenjar Prostata
|
1
|
0,7
|
-
|
-
|
|
7
|
Kelenjar Bulbourethralis
|
1.6
|
1.3
|
1.3
|
-
|
1.1
|
9
|
Penis
|
13
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Testis.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan testis memiliki panjang 13 cm, tebal 6
cm, keliling 14 cm, dan berat 101 gram. Menurut Garner dan Hafez (2000) dalam Anonim
(2013) menyatakan
bahwa pada umur lebih dari 24 minggu domba mencapai dewasa kelamin dan ukuran
panjang, diameter, dan berat testis domba dewasa adalah 10 cm, 6 cm dan 275 gr.
Apabila dibandingkan dengan literatur menunjukkan bahwa
panjang termasuk dalam kisaran normal namun berat berada di bawah kisaran
normal. Menurut
Samsudewa dan Endang (2006) umur berpengaruh terhadap ukuran organ reproduksi
domba lokal jantan. Perkembangan penis akan mengikuti pencapaian dewasa kelamin
sedangkan tetis akan lebih dulu mengalami perkembangan dibandingkan organ
reproduksi yang lain. Menurut Noviana dkk. (2000), ukuran Testis akan terus
berkembang sejalan dengan bertambahnya umur namun saat mencapai dewasa tubuh
ukuran testis akan mencapai angka yang tetap dan tidak berubah.
Menurut Samsudewa dan Endang (2006) pakan sangat mempengaruhi perkembangan organ reproduksi sebelum mencapai dewasa kelamin. Apabila pakan yang dikonsumsi sebelum dewasa kelamin tidak mencapai standar maka perkembangan reproduksi tidak akan mencapai optimal. Dewasa kelamin pada domba jantan berkisar antara 8 sampai 10 bulan, sehingga bobot dan panjang penis hampir mencapai maksimal. Menurut Anonim (2013) Pertumbuhan bobot badan dan testis dipengaruhi oleh peranan hormon testosteron. Hormon testosteron dapat mempengaruhi pertambahan bobot badan karena hormon testosteron dapat menstimulasi sintesis protein otot dan hal ini dapat terjadi langsung dalam otot karena terdapat reseptor androgen.
Menurut Samsudewa dan Endang (2006) pakan sangat mempengaruhi perkembangan organ reproduksi sebelum mencapai dewasa kelamin. Apabila pakan yang dikonsumsi sebelum dewasa kelamin tidak mencapai standar maka perkembangan reproduksi tidak akan mencapai optimal. Dewasa kelamin pada domba jantan berkisar antara 8 sampai 10 bulan, sehingga bobot dan panjang penis hampir mencapai maksimal. Menurut Anonim (2013) Pertumbuhan bobot badan dan testis dipengaruhi oleh peranan hormon testosteron. Hormon testosteron dapat mempengaruhi pertambahan bobot badan karena hormon testosteron dapat menstimulasi sintesis protein otot dan hal ini dapat terjadi langsung dalam otot karena terdapat reseptor androgen.
Menurut penelitian Yunardi (1999) dalam
Anonim (2013) peningkatan umur berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan
ukuran panjang. Terdapat hubungan positif (P<0,05) antara bobot badan dengan
lingkar skrotum sebesar r = 0,58. Pertumbuhan bobot badan dan testis
dipengaruhi oleh peranan hormon testosteron. Hormon testosteron dapat
mempengaruhi pertambahan bobot badan karena hormon testosteron dapat
menstimulasi sintesis protein otot dan hal ini dapat terjadi langsung dalam
otot karena terdapat reseptor androgen Sperma dihasilkan dalam tubuli
seminiferi atas pengaruh FSH (follicle
stimulating hormone ) sedangkan testoteron diproduksi oleh sel-sel
interstitioal dari leydig atas pengaruh ICSH (Intertitial cell stimulating hormon) (Feradis,2010). Hormon testoteron sendiri
dihasilkan oleh sel-sel leydig yang terdapat didalam jaringan pengikat diantara
tubulus seminiferus (Blakely
dan David,1998).
Di bawah
kulit scrotum terdapat tunica dartos,
suatu selubung yang terdiri dari jaringan fibroelastik dan otot licin. Di
bagian tengah (sepanjang raphe scroti)
membentuk septum scroti yang
memisahkan scrotum dalam sebuah kantong yang terpisah. Lapisan berikutnya dalah
tunica vaginalis communis suau fascia
scrotalis tebal berwarna putih yang mengelilingi ke dau tengahan scrotum secara
terpisah, dan di bagian tengah di selubungi oleh lapisan parietal, processus vaginalis, suatu evaginasi
dari peritonium (Feradis,2010).
Skrotum
dengan otot–otot licinnya, lapisan fibrosa dan kulit berfungsi menunjang dan
melindungi testes dan epididymis dan
mempertahankan suhu yang lebih rendah daripada suhu badan yang diperlukan agar
spermatogenesis berlangsung secara normal Suhu testes 5
sampai 6oc di bawah suhu badan. Terdapat mekanisme yang berbeda yang
bekerja secara terpisah sehingga pengaturan suhu tersebut dapat berhasil. Suhu
dingin, otot-otot cremaster dapat
menarik scrotum sehingga suhu testes dapat dipertahankan hangat. Pada suhu
panas otot tersebut mengendur dan testes turun menjauhi tubuh sehingga
memungkinkan pelepasan panas hingga suhu testes menjadi lebih dingin. Otot lain
yaitu tunica dartos yang mengelilingi
kulit scrotum dapat mengerut atau mengendorkan permukaan scrotum dan hal ini
akan memperluas permukaan scrotum sehingga mempengaruhi kecepatan hilangnya
panas (Feradis,2010).
|


Gambar
1. Testis bagian luar
|


Gambar
2. Testis Bagian Dalam
Epididymis
Berdasarkan hasil praktikum yang telah
dilakukan, diketahui bahwa berat epididymis
adalah 13,7 gram. Epididymis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu caput
(kepala), corpus (badan), dan cauda (ekor). Berat epididymis
domba dewasa sekitar 11,31 gram dan panjang
dari caput ke cauda 14,24 cm dan keliling cauda 4,15 cm (Noviana et al. 2010). Apabila dibandingkan dengan literatur
menunjukkan bahwa bahwa berat termasuk di bawah kisaran normal. Preparat
yang digunakan baru berisi sperma maka terjadi penyusutan berat pada saat
ditimbang, dilihat dari fungsinya epididymis adalah sebagai transportasi sperma, tempat pemadatan
sperma, tempat pemasakan sperma, dan tempat penimbunan sperma. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Wahyuni (2012) Epididymis merupakan saluran
spermatozoa yang panjang dan berbelit, terbagi atas kaput, korpus, dan kauda
epididimidis, melekat erat pada testis dan dipisahkan oleh tunika albugeni.
Organ tersebut berperan penting pada proses absorpsi cairan yang berasal dari
tubuli seminiferi testis, pematangan, penyimpanan dan penyaluran spermatozoa ke
duktus deferens sebelum bergabung dengan plasma semen dan diejakulasikan ke
dalam saluran reproduksi betina.
Epididymis
mempunyai empat fungsi utama yaitu pengankutan atau transportasi, konsentrasi
atau pengen talan maturasi dan penyimpanan spermatozoa. Pengankutan spermatozoa
diangkut dari rete testis keductuli efferents testis oleh tekanan cairan
didalam testis. Pengentalan spermatozoa dari suspense sperma encer yang berasal
dari testis dengan konsentrasi 25.000 sampai 350.000 sel per mm3, air
diresorbsi kedalam sel-sel epitel terutama pada caput. Pematangan spermatozoa
mungkin dicapai atas pengaruh sekresi dari sel-sel epithel. Spermatozoa dari
bagian cauda epididymis telah
memiliki kemampuan membuahi oosit yang sama baiknya dengan spermatozoa hasil
ejakulasi. Penyimpanan terjadi di cauda Epididymis.
Konsentrasi spermatozoa sangat tinggi dan lumuen ductus tersebut relative lebih
luas Setengah dari jumlah spermatozoa disimpan didalam cauda yang membentuk
seperempat dari panjang saluran epididymis.
Waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan spermatozoa melalui epididymis bervariasi dan tergantung pada kondisinya tetapi mungkin
tidak kurang dari 14 hari pada semua golongan hewan. Pada domba jantan yang
diberi pakan baik mungkin terdapat sekitar 100 x 109 (Feradis,2010).
|



Gambar 3. Epididymis
Ductus deferens
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa panjang ductus deferens adalah 28 cm, dengan
panjang ampula ductus deferens
sebesar 3,5 cm dan tebal 0,8 cm. Panjang ampula ductus deferens adalah
4,5 cm dan lebarnya 0,7 cm. Ductus deferens (vas
deferens) adalah
pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa dari Epididymis ke ductus ejakulatoris dalam urethra
prostatic (Frandson, 1992). Apabila dibandingkan dengan literatur
menunjukkan bahwa panjang dan lebar ampula ductus
deferens termasuk dalam kisaran normal. Vas deferens
merupakan saluran yang berfungsi untuk menyalurkansemen yang telah masak dari
ekor epididimis menjauhi kelenjar-kelenjar kelamin asesoris, vesikula
seminalis, kelenjar cowpry, dan kelenjar prostat. Kelenjar-kelenjar
itulah yang menghasilkan cairan yang lazim disebut semen (Blakely ang
Bade,1998)
Kastrasi
merupakan suatu istilah yang biasanya dipakai untuk menghilangkan testis pada
hewan jantan, walaupun secara teknis dapat jua dipakai untuk menghlangkan ovari
pada hewan betina yang lazim disebut spaying.
Vasektomi adalaah penghilangan sebagian dari masing-masing duktus deferens.
Operasi ini menegah aliran spermatozoa dari epididimis tetapi tidak mempunyai
efek terhadap kegiatan atau penampila hewan tersebut. Vasektomi kadang-kadang
digunakan dalam eksperimen atau untuk mengenali hewan betina yang sedang brahi.
(Frandson,1992).
Keuntungan
yang didapat dari kastraksi dan vasektomi antara lain Kastrasi dimaksudkan
untuk mencegah hewan-hewan dengan kualitas genetik yang rendah untuk
bereproduksi. Hal tersebut penting dalam meningkatkan semua banga ternak.
Kastrasi pada mulanya secara efektif meningkatkan kualitas individu-individu
hewan yang digunakan untuk dipotong dengan menghambat tanda-tanda kelainan
sekunder yang tidak diinginkan dan membuat hewan menjadi jinak (Frandson,1992).
|
|



Gambar 4. Ductus deferens
Kelenjar
kelamin Tambahan
Kelenjar Vesikularis. Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa panjang kelenjar
vesikularis adalah 3 cm, lebarnya 2 cm, tingginya 2 cm, dan beratnya 3.2 gram. Ukuran
kelenjar vesikularis domba adalah panjang 0.4 cm, lebar 0.2 cm, tinggi 0.15 cm,
dan bobot 5 g (Anonim,2013). Apabila dibandingkan dengan literatur ukuran
panjang lebar dan tinggi yang diamati lebih besar dari ukuran normal.
Menurut Feradis (2010) perbedaan ukuran
kelenjar disebabkan oleh umur, berat
badan, dan genetik Kalenjar
vasikularis merupaka cairan keruh dan lengket yang mengandung protein, kalium,
asam sitrat, fruktosa, dan beberapa enzim yang konsentrasinya tinggi, kadang
kadang berwarna kuning karena mengandung flavin. pH-nya berkisar 5,7 sampai
6,2. Sekresi klelenjar versikularis membentuk 50% dari volume ejakulat normal
pada sapi.
Kelenjar vesikularis berada dikedua belah sisi luar dari ampula. Hasil sekresi kelenjar ini
mengandung heksosa, fruktosa dan asam sitrat dengan konsentras tinggi yang
selanjutnya akan disekresikan ke kolikulus seminalis. Kelenjar vesikularis
memasuki pelvis urethra pada daerah yang sama dengan duktus deferens. Kelenjar
vesikularis terdapat pada hewan domestik kecuali anjing dan kucing
(Anonim,2013).
|


Gambar 5. Kelenjar
Vesikularis
Kelenjar Prostata. Berdasarkan Praktikum Kelenjar prostata
terdapat sepasang ukuran panjang 1cm dan lebar 0.7cm. Menurut
Feradis (2010), badan prostate mempunyai lebar 2,5 sampai 4 cm dan tebal 1 sampai 1,5 cm,
sedangkan pada bagian dorsal, panjangnya tebalnya mencapai 1 sampai 1,5 cm dan
panjangnya 10 sampai 12 cm dan tertutup oleh otot urethra. Perbedaan ukuran
kelenjar prostata disebabkan oleh
umur, berat badan, dan genetik.
Menurut Anonim (2013) kelenjar prostat menghasilkan
sekreta yang bersifat alkalis yang berperan sebagai buffer saat berada
disaluran reproduksi betina yang bersifat asam dan memberikan bau yang spesifik
pada cairan semen. Kelenjar prostat dapat ditemukan sebagai korpus prostat atau pars diseminata. Korpus prostat merupakan badan kompak yang berada
pada bagian dorsal pelvis urethra, yang terletak disebelah luar otot urethra.
Pars diseminata merupakan bagian prostat yang secara difus tersebar di sekitar
pelvis urethra dan berada dalam dinding pelvis urethra. Pada ruminansia kecil seperti kambing dan doma kelenjar
prostrat berbentuk pars diseminata.
|


Gambar 6. Kelenjar Prostata
Kelenjar Bulboretralis. Berdasarkan
Praktikum Kelenjar prostata terdapat sepasang, berbentuk bulat, dan tidak
berlobus dengan ukuran panjang 1.6cm dan lebar 1.3cm tinggi 1.3 dan berat
1.1gr. Ukuran kelenjar bulbouretralis domba yaitu
panjang 0.15 cm, lebar 0.1 cm, tinggi 0.1 cm, dan bobot 3 g. Fungsi kelenjar ini membersihkan dan menetralisir urethra dari bekas urin dan
kotoran-kotoran lainya sebelum ejakulasi berlangsung.
(Anonim,2013). Dibandingkan dengan
literatur ukuran kelenjar bulboretralis lebih besar dibandingkan normal. Menurut Feradis (2010) faktor
yang mempengaruhi perbedaan ukuran kelenjar disebabkan oleh umur, berat
badan, dan genetik. Kelenjar bulbourethralis
terdapat sepasang, berbentuk bundar, kompak. Saluran skretoris dari setiap kelenjar membentuk satu
saluran ekskretoris yang panjanganya 2 sampai 3 cm kedua saluran ekskretoris kelenjar ini mempunyai muara kecil terisah ditepi lipatan mukosa urethra.

|

Gambar 7. Kelenjar Bulboretralis
Urethra
Urethra
musculanis atau canalis urogenitalis adalah saluran ekskretoris bersama urine
dan semen. Urethra membentang dari daerah pelvis ke penis dan
berakhir pada ujung glands sebagai orificium urethrae extern. Urethra dapat
dibedakan atas 3 bagian, yakni bagian pelvis, bulbus urethralis,
dan bagian penis. Bagian pelvis yaitu suatu saluran silindrik dengan panjang 15
sampai 20 cm, diselubungi oleh otot urethra yang kuat dan terletak pada lantai
pelvis. Bagian bulbus urethralis adalah bagian yang melengkung seputar arcus
ischiadicus. Bagian penis, termasuk kelengkapan penis (Feradis,2010).
|



Gambar 8. Urethra
Penis
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa panjang penis adalah 13
cm. Menurut Samsudewa dan Endang (2006)
Hasil pengukuran penis domba lokal jantan umur 3, 5, 7 dan 9 bulan menunjukkan bobot dan panjang penis
berturut-turut 27,33 g dan 6,93 cm; 59,33
g dan 7,20 cm; 72,00 g dan 7,60 cm; 87,00 g dan 7,80 cm. Apabila
dibandingkan literatur panjang penis yang diamati lebih panjang dibandingkan
dengan literatur. Menurut Feradis (2010), perbedaan ukuran penis
dipengaruhi umur, bangsa, dan berat badan.
Penis adalah organ kopulatoris hewan
jantan, mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran urine dan perletakan semen ke
dalam saluran reproduksi betina. Penis
terdiri dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada glans penis. Bagian
ujung atau glans penis terletak bebas dalam preputium. Badan penis terdiri dari
corpus cavenosum penis yang relative besar dan diselaputi oleh suatu selubung
fibrosa tebal berwana putih, tunika albuginea. Dibagian Ventral terdapat Corpus Cavernosum urethra suatu struktur
yang relative lebih kecil yang mengelilingi urethra. Kedua corpora cavernosa
bersifat seperti spons dan terbagi atas rongga yang dapat dianggap sebagai
kapiler-kapiler yang sangat membesar dan bersambung denga venae penis. Ereksi
penis pada umumnya diseabkan oleh pembesaran rongga-rongga ini oleh darah yang
berkumpul. Akar penis dibentuk oleh dua cabang, crus penis kanan dan kiri yang
mempertautkan penis pada kedua sisi arcus ischiadicus. M ischio cavernosus atau
erector penis adalah sepasang otot pendek yang timbul dari tuber ischii dan
ligamentum sacroischiadicum dan bertaut pada crura dan corpus penis. Ia menyebabkan ereksi dengan daya pompa dan
penekanan terhadap bagian bulbus corpus
cavernosum penis (Feradis,2010).
Sapi,domba babi mempunyai tipe penis
yang fibroelastic yang tetap keras meskipun tidak ereksi. Bagian badan penis
berada dalam ruang tubuh dan terbentuk seperti huruf “S”, oleh karena itu
disebut flexura sigmoidea. Organ ini dipertahankan dalam bentuk “S” atau
sigmoid ono oleh adanya kerja dua buah oto retractor yang juga befungsi menjaga
agar penis tetao beradaoa dalam preputium pada waktu tidak ereksi. Pada waktu
ereksi, Flexure sigmoida akan menjadi
lurus seperti tongkat sehingga memungkinkan untuk menembus vagina hewan betina (Feradis,2010).
Berbagai golongan ternak
memiliki bentuk glans penis yang
bervariasi. Sapi glans penisnya agak
gepeng dan lancip. Domba glans penisnya kecil dan urethranya sebagain dapat keluar dari glans penis, bagian urethra
ini disebut processus urethralis.
Babi glans penisnya berbentuk seperti
pencabut gabus atau tutup botol dan pada waktu ereksi memutar beberapa kali.
Gerakan ini membantu penis menembus cervix
babi betina. Kuda tipe penisnya vaskular yang
berarti mengandung pembuluh darah lebih banyak dibanding fibroelastik. Bentuk bentuk glans
penis dapat dilihat pada gambar 11 (Feradis,2010).


|

Gambar 9. Penis

|

Gambar 10.
Preputium

Gambar 11.
Macam Glans Penis (Anonim,2013)
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem reproduksi
jantan terdiri dari testis, epididymis, ductus deferens, kelenjar vesikularis,
kelenjar prostata, kelenjar bulbourethralis, urethra, dan penis yang memiliki
fungsi berbeda-beda. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan menunjukan bahwa
ukuran organ reproduksi berada dalam kisaran normal. Ukuran dari bagian-bagian
sistem reproduksi dipengaruhi oleh faktor umur, berat badan, dan bangsa ternak
dan konsumsi pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Organ reproduksi Jantan.
Institute Pertanian Bogor. Bogor.
Anonim,2013. The
Male Reproductive System. http://nongae.gsnu.ac.kr/~cspark/teaching/chap3.html
diakses pada
29 Oktober 20.34 WIB.
29 Oktober 20.34 WIB.
Blakely, J and David.H.Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Gadjah Mada
University
Press. Yogjakarta.
Feradis.
2010. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.
Frandson,
R.D.1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta
Noviana C., A. Boediono dan T.
Wesdiyati, 2000. Morfologi dan
Histomorfometri testis dan epididymis
kambing kacang ( Capra Sp.) dan domba
lokal. Media Veteriner.
Samsudewa,D. dan Endang Purbowati.
2006. Ukuran Organ
Reproduksi
Domba Lokal Jantan Pada umur yang Berbeda.
Seminar
Nasional teknologi Peternakan dan Veteriner.
Wahyuni,S.,S. Agungpriyono, M. Agil,
T. Laswardi
Yusuf.
2012. Histologi dan Histomorfometri testi dan epididymis
Muncak
(mutiacus Munctjak Munjtak) pada periode ranggah keras.
Jurnal
Veteriner.
Post a Comment for "ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN"