Laporan Praktikum Anatomi Jantan Domba
LAPORAN
PRAKTIKUM
ILMU
REPRODUKSI TERNAK
ACARA
I
ANATOMI
ORGAN REPRODUKSI JANTAN

Disusun oleh :
Nahrul
Ahmadi
12/331710/PT/06236
Kelompok : XV
Asisten
: Sinu Saputri
LABORATORIUM
FISIOLOGI DAN REPRODUKSI TERNAK
BAGIAN
PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
ACARA I
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN
Tinjauan Pustaka
Organ-organ reproduksi jantan terdiri atas scrotum, spermatic chord, (simpul
sperma), testes, kelenjar kelenjar ascessorius, penis, preputium dan ductus spermaticus (saluran sperma). Saluran sperma meliputi vasa eferensia yang terdapat di dalam testis bersamaan dengan epididymis, vas deferens, dan urethra
diluar testis. Pada stadium embrional testis berasal dari korda genitalia primer dari
bagian dorsal alat genital, sedangkan sistem saluran kelamin berasal dari ductus wolffi
(Mukhtar, 2006).
Testis
Testis (tunggal) atau testes (jamak) merupakan alat reproduksi utama pada hewan
jantan, sebagaimana ovarium pada hewan betina. Sebagai organ reproduksi utama,
testes memproduksi gamet gamet
jantan (spermatozoa)
dan hormon-hormon kelamin jantan (androgen). Sel sel germinatif terdapat terdapat didalam tubulus seminiferus mengalami pembelahan sel yang
terus menerus membentuk spermatozoa baru disepanjang kehidupan reproduksi normal dari
hewan jantan. Testes juga berbeda dengan ovarium dalam hal bahwa ia tidak tetap tertinggal di dalam
cavum
abdominalis.
Testes dapat mengalami penurunan
dari tempat asalnya didekat ren, turun menuju canalis inguinalis ke dalam scrotum. Penurunan testes terjadi karena pemendekan gubernaculum, yaitu sebuah ligamentum yang
meluas dari daerah inguinal dan mengikat bagian kaudal epididymis
Testes (testikel) agak bervariasi dari spesies ke spesies dalam hal
bentuk, ukuran dan lokasi, tetapi struktur dasarnya adalah sama. Masing-masing testis terdiri dari banyak sekali tubulus seminiferosa yang dikelilingi oleh kapsul
berserabut atau trabekula melintas masuk dari tunica albuginea untuk membentuk kerangka atau stroma, untuk
mendukung tubulus
seminiferosa. Trabekula ini bergabung
membentuk kardo fibrosa, yaitu mediastinum testis. Rete testis terdiri dari saluran saluran yang beranastomose
dalam mediastinum testis. Saluran ini terletak diantara seminiferosa dan ductuli eferen yang berhubungan dengan ductus epididymis dalam kepala epididymis. Sel-sel leydig menghasilkan hormon kelamin jantan
testosteron yang terdapat didalam
jaringan pengikat diantara tubulus seminiferosa (Frandson,1992). Testis terletak pada daerah prepubis, terbungkus dalam kantong scrotum dan digantung oleh funiculus
spermaticus
yang mengandung unsur–unsur yang terbawa oleh testes dalam perpindahannya dan cavum abdominalis melalui canalis inguinalis kedalam scrotum (Feradis,2010).
Epididymis.
Spermatozoa
bergerak dari tubulus seminiferus lewat ductus deferens menuju kepala Epididymis.
Epididymis merupakan pipa panjang dan
berkelak-kelok yang menghubungkan vasa eferensia pada Testis dengan ductus deferens (vas deferens) (Frandson,1992).
Kepala Epididymis melekat pada bagian ujung
dari Testis di mana pembuluh-pembuluh
darah dan saraf masuk. Badan Epididymis
sejajar dengan aksis longitudinal dari Testis
dan ekor Epididymis selanjutnya
menjadi ductus deferens yang rangkap
dan kembali ke daerah kepala, di mana kemudian sampai ke korda spermatic. Epidydimis berperan sebagai tempat untuk pemasakan spermatozoa sampai pada saat spermotozoa dikeluarkan dengan ejakulasi (Frandson,1992).
Ductus deferens.
Ductus
deferens (vas deferens)
adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa dari epididymis ke duktus ejakulatoris dalam urethra prostatik. Duktus deferens meninggalkan ekor epididmis
bergerak melalui kanal inguinal yang merupakan bagian dari korda spermatik dan pada
cincin
inguinal internal
memutar ke belakang, memisah dari pembuluh darah dan syaraf dari korda.
Selanjutnya dua duktus deverens mendekati urethra, besatu dan peritonium yang
disebut lipatan urogenital (genital fold) yang dapat disamakan dengan ligamentum lebar pada betina (Frandson,1992).
Kelenjar Tambahan
Kelenjar
Vesikularis. Kalenjar vasikularis
merupaka cairan keruh dan lengket yang mengandung protein, kalium, asam sitrat,
fruktosa, dan beberapa enzim yang konsentrasinya tinggi, kadang kadang berwarna
kuning karena mengandung flavin. pH-nya berkisar 5,7 sampai 6,2. Sekresi
klelenjar versikularis membentuk 50% dari volume ejakulat normal pada sapi
(Feradis,2010).
Kelenjar
Prostata. Kalenjar prostata mengelilingi
urethra dan terdiri dari dua bagian; badan prostata (corpus prostatae)
dan prostata disseminata atau prostata cryptik (pars
disseminata prostatae). Sekresi kedua bagian ini berjalan melalaui saluran
kecil dan banyak yang bermuara kedalam urethra pada beberapa deretan
(Feradis,2010).
Kelenjar
Bulbourethralis. Kelenjar bulbourethralis
terdapat sepasang, berbentuk bundar, kompak ,berselubung tebal dan pada
sapi sedikit lebih kecil dari pada kalenjar cowper pada kuda . saluran
skretoris dari setiap kelenjar membentuk satu saluran ekskretoris yang
panjanganya 2 sampai 3 cm.kedua saluran ekskretoris kelenjar ini mempunyai muara kecil terisah ditepi lipatan mukosa urethra
(Feradis,2010).
Urethra
Urethra musculanis atau canalis urogenitalis adalah saluran ekskretoris bersama urine
dan semen. Urethra membentang dari daerah pelvis ke penis dan
berakhir pada ujung glands sebagai orificium urethrae extern. Urethra dapat
dibedakan atas 3 bagian, yakni bagian pelvis, bulbus urethralis,
dan bagian penis (Feradis,2010)
Penis
Penis merupakan organ kopulatoris
pada hewan jantan, mempunyai tugas ganda
yaitu pengeluaran urine dan peletakan semen kedalam reproduksi betina. Penis
terdiri dari akar, badab dan ujung bebas yang berakhir pada glands penis.
Bagian ujung atau glands penis terletak bebas dalam praeputium. Badan penis
terdiri dari corpus cavernisum penis yang relatif besar dan diselaputi
oleh selubung fibrosa tebal putih, tunica albuginea. Di bagian ventral
terdapat corpus cavernisum urethra, suatu struktur yang relatif lebih
kecil yang mengelilingi urethra (Feradis,2010)
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum
anatomi Organ reproduksi hewan jantan adalah
pita ukur, timbangan sartorius,
cutter, penjepit, gunting, kertas
kerja.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum
anatomi Organ reproduksi hewan jantan adalah
preparat basah (preparat segar) yang berupa organ reproduksi Domba jantan berumur 1,5 tahun.
Metode
Organ reproduksi domba jantan diamati, kemudian diamati bagian-bagiannya beserta
fungsi dari masing-masing organ reproduksi domba
jantan tersebut. Masing-masing bagian organ reproduksi dibedakan, lalu dilakukan
pengukuran menggunakan pita ukur atau mistar ukur pada masing-masing bagiannya.
Setelah dilakukan pengukuran, organ reproduksi yang berukuran besar ditimbang menggunakan timbangan sartorius.
Semua hasil pengukuran dicatat pada kertas kerja.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan diperoleh data hasil pengukuran anatomi alat reproduksi domba jantan berumur 1,5 tahun sebagai berikut :
Table 1.1. Data hasil
pengukuran organ reproduksi hewan jantan
Organ
|
Pengukuran
|
|||||
Panjang
(cm)
|
Lebar
(cm)
|
Tebal
(cm)
|
Tinggi
(cm)
|
Keliling
(cm)
|
Berat
(gram)
|
|
Testis
|
9
|
-
|
5
|
-
|
11
|
89,2
|
Epididymis
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14,3
|
Ductus deferens
|
22
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ampula ductus deferen
|
4,5
|
0,7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Kelenjar vesikularis
|
3
|
1
|
-
|
2,5
|
-
|
5,6
|
Kelenjar prostat
|
3
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Kelenjar Bulbourethralis
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Penis
|
4
|
|
|
|
|
|
Secara anatomi,
bagian-bagian dari reproduksi domba jantan dapat dibedakan menjadi Testis, Epididymis, ductus deferens, urethra, penis,
dan kelenjar-kelenjar tambahan seperti kelenjar
vesikularis, kelenjar prostata dan kalenjar cowperi (bulbourethralis).
Masing-masing bagian-bagian dari
alat anatomi jantan tersebut mempunyai fungsi dan peran yang berbeda di dalam
proses reproduksi. Menurut Mukhtar (2006),
Organ-organ
reproduksi jantan terdiri atas scrotum,spermatic chord, (simpul sperma),
testes, kelenjar kelenjar ascessorius, penis, preputium dan ductus
spermaticus (saluran sperma). Saluran sperma meliputi vasa eferensia yang terdapat di dalam
testis bersamaan dengan epididymis, vas deferens, dan
urethra diluar testis. Pada stadium embrional testis berasal dari
korda genitalia primer dari bagian dorsal alat genital, sedangkan sistem
saluran kelamin berasal dari ductus
wolffi.
![]() |
|
Gambar 1.1. Testis
|
` Berdasarkan hasil pengukuran
pada saat praktikum di dapatkan panjang Testis 9 cm, tebal 5 cm, keliling 11 cm, dan berat 89,2 gram. Testis bervariasi dari spesies ke spesies dalam hal bentuk, ukuran,
dan lokasi, tetapi struktur dasarnya
adalah sama. Testis dari sapi dan
domba jantan berlokasi di sebelah crania
fleksura sigmoid penis (yang berbentuk S). Menurut Nataatmajaya dan arifin dalam penelitiannya (2008) panjang testis pada domba garut pedaging
berumur 1 tahun adalah 12,98 ± 1,64 cm, dan lingkar testis 24,74 ± 3,06 cm,
sedangkan pada umur 2 tahun didapatkan panjang testis 13,89 ± 1,56 cm dan lingkarannya 26,23 ± 2,06 cm, dan umur 3
tahun panjang testis 14,30 ± 1,81 cm an lingkarannya 26,91 ± 2,06 cm. Semakin
meningkatnya umur, perubahan ukuran testis akan semakin menurun/kecil, oleh
karena itu pada umur 1-2 tahun merupakan umur optimal perkembangan testis.
Sehingga pada umur 1 tahun dapat dijadikan patokan dalam melakukan seleksi
tingkat kesuburan domba jantan terhadap ukuran testis.
Masing-masing
Testis terdiri dari banyak sekali
tubulus seminiferus yang dikelilingi oleh kapsul berserabut atau trabekula
melintas masuk dari tunika albugenia untuk membentuk kerangka atau stroma. Sel-sel
leydig menghasilkan hormon kelamin jantan testosteron yang terdapat di dalam
jaringan pengikat di antara tubulus seminiferosa
(Frandson, 1992).

Gambar 1.2. Epididymis
Berdasarkan
pengukuran pada epididymis diperoleh beratnya adalah 14,3 gram. Epididymis
merupakan pipa panjang dan berkelok-kelok yang menghubungkan vasa eferensia
pada Testis dengan ductus deferens.
Kepala Epididymis melekat pada bagian
ujung dari tertis di mana pembuluh-pembuluh darah dan saraf masuk. Badan Epididymis sejajar dengan aksis
longitudinal dari Testis dan ekor Epididymis selanjutnya menjadi ductus
deferens yang rangkap dan kembali ke daerah kepala. Epididymis berperan sebagai tempat untuk pemasakan spermatozoa
sampai pada saat spermatozoa dikeluarkan dengan ejakulasi (Frandson, 1992).
. Epididymis secara anatomi terbagi atas tiga bagian yaitu kepala (caput epididymis), badan (corpus epididymis) dan ekor (cauda
epididymis) (Feradis,2010). Kepala
Epididymis melekat pada bagian ujung
dari Testis di mana pembuluh-pembuluh
darah dan saraf masuk. Badan Epididymis
sejajar dengan aksis longitudinal dari Testis
dan ekor Epididymis selanjutnya
menjadi duktus deferens yang rangkap
dan kembali ke daerah kepala, di mana kemudian sampai ke korda spermatik. Epididymis berperan sebagai tempat untuk
pemasakan spermatozoa sampai pada saat spermatozoa dikeluarkan dengan
ejakulasi. Spermatozoa belum masak ketika meninggalkan testikel dan harus
mengalami periode pemasakan di dalam Epididymis
sebelum mampu membuahi ovum (Frandson, 1992).
Ductus deferens
|
![]() |
Gambar 1.3. Ductus deferens
|
Berdasarkan
pengukuran diperoleh panjang Ductus
deferens 22 cm.
Panjang ini belum seluruhnya, dikarenakan ada beberapa bagian lain yang hilang
pada saat proses pemotongan hewan tepatnya saat pemisahan bagian karkas dengan
organ dalam. Panjang ampula ductus deferens adalah 4,5 cm dan lebarnya 0,7 cm. Ductus deferens (vas
deferens) adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi
mendorong spermatozoa dari Epididymis
ke ductus ejakulatoris dalam urethra prostatic (Frandson, 1992).
Ductus
deferens meninggalkan ekor Epididymis bergerak melalui kanal inguinal yang merupakan bagian
dari korda spermatik dan pada cincin inguinal internal memutar ke belakang,
memisah dari pembuluh darah dan saraf dari korda. Selanjutnya dua duktus
deferen mendekati uretra, bersatu dan kemudian ke dorso kaudal kandung kencing,
serta dalam lipatan peritoneum yang disebut lipatan urogenital (genital fold)
yang dapat disamakan dengan ligamentum lebar pada betina (Frandson, 1992).
Ductus
deferens hanya terdapat pada ternak jantan,
pada bagian inilah yang biasanya digunakan untuk vasectomi. Vasectomi merupakan
cara mempertahankan fungsi seksualnya namun kemampuan fertilisasinya
dihilangkan dengan memotong bagian ductus deferens nya.
Kelenjar Tambahan
Kelenjar Vesikularis. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh panjang
kelenjar vesikularis 4,5 cm, lebar 1 cm, tinggi 2,5 cm dan berat 5,6
gram. Kelenjar ini berfungsi untuk mensekresikan protein, potasium, asam
citrat, fructose, dan enzim dengan pH 5,7 sampai 6,2. Kelenjar ini terdapat sepasang pada bagian
didekat ampula ductus deferens, karena disesuaikan dengan jumlah testis
yang dimiliki domba.
![]() |
|
|
Gambar 1.4. Kelenjar Vesikularis
|
Kelenjar
vesikularis adalah sepasang kelenjar yang biasanya bermuara dengan ductus deferens
melalui bermacam-macam ductus ejakulatori ke dalam urethra pelvis
kemudian ke caudal leher kandung kemih (Frandson, 1992).
Kelenjar
Prostata. Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh panjang kalenjar prostata 3 cm dan lebarnya 2 cm. Kalenjar ini terletak
pada bagian di dekat urethra dan
memiliki fungsi mensekresikan ion-ion anorganik seperti Na, Cl, Ca, Mg dengan
pH yang lebih besar dari 7,0.
![]() |
|
Gambar 1.5. Kelenjar
prostata
|
Kelenjar
prostata (glandula prostata) merupakan sebuah kelenjar yang terletak disekitar
dan sepanjang urethra, tepat dibagian posterior glandula vesikularis.
Kelenjar ini memberikan sumbangan yang kecil terhadap volume cairan semen pada
sebagian besar spesies hewan. Sekresi kelenjar prostata adalah tinggi akan
ion-ion anorganikdalam bentuk larutan sodium, klorida, kalsium, dan magnesium.
Sekresi ini memberikan bau semen yang
karakteristik (Mukhtar, 2006)
Kelenjar
Bulbourethralis. Berdasarkan hasil pengamatan,
kalenjar ini terletak di sepanjang urethr, karena letaknya yang tidak
terlihat sehingga pada pengamatan bagian-bagiannya tidak dapat diukur dan hanya
sebatas mengetahui fungsinya saja.
Kalenjar ini berfungsi mensekresikan cairan kental yang berperan untuk
membersihkan saluran reproduksi dari sisa-sisa urin.
Kelenjar
bulbourethralis merupakan
sepasang kelenjar yang terletak disepanjang urethra didekat titik
beradanya pada pelvis. Sumbangannya pada cairan semen kecil, dengan sekresinya
mengalirkan limbah urin pada urethra sebelum ejakulasi. Sekresi ini
terlihat menetes dari prepusium saat sebelum kopulasi (Mukhtar,2006)
Urethra
|
![]() |
Gambar
1.7. Urethra
|
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,
bahwa urethra berada diantara vesicula seminalis. Urethra tempat bermuaranya ampula ductus defferens sampai ujung penis. Saluran ini memiliki fungsi
untuk lewatnya urin dan semen. Menurut Feradis (2010), Urethra adalah saluran ekskretoris
bersama untuk urin dan semen. Urethra membentang dari daerah pelvis ke penis dan
berakhir pada ujung glans sebagai orificium urethrae externa.
Urethra mempunyai fungsi
untuk menyalurkan sperma dan urin. Menurut letaknya urethra dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu pars pelvina, pars
bulbourethralis dan pars penis. Bagian
belakang dari vesica urinaria
terdapat bangunan kecil (colicullus
seminalis), sedangkan pada bagian depannya adalah muara bersama dari ampula
dan saluran kelenjar vesikularis
(Widayati et al., 2008).
![]() |
|
Gambar 1.8. Penis
|
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa
panjang penis adalah 4 cm. Penis
merupakan organ kopulatoris pada hewan jantan, berbentuk silinder panjang dan
bersifat fibroelastik (kenyal). Penis
membentang ke depan dari arcus
ischiadicus pelvis sampai ke daerah umbilicus
pada dinding ventral perut. Penis ditunjang oleh fascia dan kulit (Widayati et al., 2008).
Organ kopulasi pada
hewan jantan adalah penis, dapat
dibagi menjadi 3 bagian : glans atau alat gerak bebas; bagian utama atau badan
dan kurva atau akar yang melekat pada ischial arch pada pelvis yang tertutup
oleh otot ischiocavernosus. Struktur internal penis merupakan jaringan kavernosus (jaringan erektil) yang terdiri
dari sinus-sinus darah yang dihasilkanoleh lembaran jaringan pengikat yang
disebut septa, yang berasal dari tunika albuginea, kapsula berserabut disekitar
dingin (Frandson, 1992).
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian
dari alat reproduksi hewan jantan secara anatomi dapat dibedakan menjadi Testis, Epididymis, ductus deferens, urethra, penis, dan kelenjar-kelenjar asesori (kelenjar vesikularis, kelenjar prostat,
dan kelenjar cowperi / glandula
bulbourethralis ).
Berdasarkan hasil
pengukuran pada waktu praktikum didapatkan panjang Testis 9
cm, tebal 5 cm, keliling 11
cm, dan berat 89,2
gram. Berat Epididymis adalah sebesar
14,3 gram. Panjang ductus deferens adalah 22 cm, sedangkan panjang ampula ductus deferens adalah 4,5 cm dan lebarnya 0,7 cm. Ukuran penis sepanjang 4 cm. Didapatkan pada
kelenjar vesicularis panjang 3 cm, lebar 1 cm, tinggi 2,5 cm, dan berat 5,6 gram, ukuran kelenjar
prostata, pada bagian corpus prostata
panjang 3 cm dan lebarnya 2 cm.
Perbedaan ukuran anatomi alat reproduksi sapi jantan tersebut dapat dipengaruhi oleh umur serta berat badan
ternak. Ternak yang masih umur muda biasanya ukuran alat reproduksinya lebih
kecil daripada ternak yang sudah mencapai body
maturity atau dewasa tubuh. Semakin besar ukuran berat badan ternak maka
ukuran alat reproduksinya juga semakin besar. Selain dua faktor tersebut,
perbedaan ukuran juga dipengaruhi oleh jenis ternak.
Daftar Pustaka
Blakely, James dan David
H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan, Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Feradis. 2010.
Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung
Frandson, R.D.1992. Anatomi dan Fisiologi
Ternak. Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Mukhtar,
Ashry. 2006.Ilmu produksi ternak perah.LPP UNS Press. Solo
Naatmajaya,D.M, dan Arifin, J. 2008.
Karakteristik ukuran tubuh dan reproduksi jantanpada kelompok populasidomba di
padeglang dan garut. FPT Universitas
Padjajaran. bandung
Widayati,
D.T, Kustono., Ismaya., Sigit. B. 2008. Handout Ilmu Reproduksi Ternak.
Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Post a Comment for "Laporan Praktikum Anatomi Jantan Domba"