cara pemeliharaan sapi perah Traditional FGD
- Perbedaan cara pemeliharaan sapi perah pada kasus 1 (tradisional) dengan kasus 2 (lebih modern) ditinjau dari prinsip kesejahteraan hewan, good farming practices, dan norma agama. Pada kasus 1, sapi perah lebih sejahtera karena sapi dibiarkan merumput dengan bebas dengan sapi-sapi lain. Pedet juga merasa nyaman karena bisa berlarian bebas ataupun menyusu induknya. Naluri alami sapi bisa terpenuhi dengan peternakan semacam ini. Pada kasus 2, kesejahteraan sapi kurang karena sapi dikandangkan dengan kandang yang lantainya tidak rata dan terlalu licin sehingga menyebabkan sapi terjatuh, kejadian ini tentu tidak akan terjadi di habitat alami sapi. Sedangkan pedet juga kurang sejahtera karena meskipun sudah mendapatkan kolostrum (cairan yang keluar sebelum susu, yang dihasilkan oleh induk betina Mamalia 24 jam – 36 jam setelah melahirkan dan mengandung berbagai macam nutrisi untuk memulai kehidupan), tetapi pedet tidak dapat menyusu induknya karena dipisahkan oleh peternak. Meskipun pedet diberi makanan buatan dan susu skim oleh peternak, kualitasnya tidak akan sebanding dengan susu yang langsung dari induknya.
Selanjutnya ada Good
Farming Practices (GFP), Good
Farming Practices (GFP) menurut Department
of Agriculture, Food and
Rural Development Irlandia (2001) merupakan cara beternak yang
baik dan benar, yang memperhatikan lingkungan dan memenuhi standar minimal sanitasi
dan kesejahteraan ternak. GFP juga menyangkut tentang kesehatan
ternak. Pada kasus 1, jelas GFP lebih terjamin dari segi kesehatan karena sapi
dan pedet diperlakukan layaknya di habitat alami sehingga bisa bebas
mengekspresikan naluri alamiahnya. Tapi di sisi lain dengan tidak mengandangkan
sapi maka sanitasi kurang terjaga karena sapi bebas untuk buang kotoran di
manapun dia mau. Pada kasus 2, GFP dari segi kesehatan tidak terpenuhi. Dengan
kandang sapi yang lantainya terlalu licin membuat sapi terjatuh dan cedera,
sedangkan pedet dipisahkan dari induknya yang membuat pertumbuhannya kurang
optimal. Dari segi sanitasi justru lebih terjaga karena dengan dikandangkan, maka
peternak lebih mudah untuk mengumpulkan kotoran sapi dan memanfaatkannya
kembali untuk keperluan lain.
Dari segi norma
agama, pada kasus 1 sudah memenuhi norma agama khususnya Islam karena sapi dan
pedet dibiarkan hidup dengan bebas seperti di habitat alami. Pada kasus 2,
belum memenuhi norma agama Islam. Sabda Rasulullah, ”Ya Abu Hurairah, sayangilah semua makhluk Allah, maka
Allah akan menyayangimu dan menjagamu dari neraka pada hari kiamat.” Aku
bertanya, “Ya Rasulullah, aku pernah menyelamatkan seekor lalat yang jatuh ke
air.” Jawab Rasulullah, “Allah mencintaimu, Allah mencintaimu, Allah mencintaimu.” (Nasihat Rasulullah
SAW pada Abu Hurairah). Sehingga jelas
peternakan ini belum memenuhi norma agama Islam karena membiarkan sapi cedera
akibat terpeleset lantai yang licin. Memisahkan anak hewan dari induknya juga
tidak dibenarkan dalam norma agama Islam
- Anggota gerak belakang sapi dibentuk oleh tulang, otot, dan persendian antara lain:
Ø
Os
yang membentuk antara lain:
Os Scapula, Os Femur, Os Tibia, Os Fibula, Os Tarsea, Os Metatarsea, Os
Phalanx, Ossa Sesamoid, Os Digiti
Ø
Sendi
(Articulatio) yang membentuk extremitas caudal sapi dari proksimal ke distal :
Art. sacro iliaca, Art. symphysis pelvis, Art. coxo – femuris, Art. femoro
– patellaris, Art. femoro – tibialis, Art. tibio – fibular proksimal, Art.
tibio – fibular distal, Art. tibio – tarsea, Art. intertarsea, Art. tarso
metatarsea, Art. metatarsea, Art. metatarsophalangeal, Art. interphalangea
proksimal, Art. interphalangea distal
Ø
Otot
yang membentuk extremitas caudal, dibagi menjadi beberapa musculi yaitu :
a.
Mm.
Lateral Hip
b.
Mm.
Lateral Femur
c.
Mm.
Medial Femur
d.
Mm.
Craniolateral Cruris
e.
Mm.
Caudal Cruris
a. Mm. Lateral Hip yaitu :
M. Tensor Fascia Latae, M. Gluteus Superficialis (Pada Ruminantia menyatu
dengan M. Biceps Femoris, M. Gluteobiceps), M. Gluteus Medius, M. Gluteus
Profundus, M. Gluteus Acessorius
b. Mm. Lateral Femur yaitu :
M. Quadricep Femoris, M. Semitendinosus, M. Semimembranosus,
c. Mm. Medial Femur yaitu :
M. Gamelli, M. Sartorius, M. Gracilis, M. Pectineus, M. Adductor, M.
Iliopsoas
d. Mm. Craniolateral Cruris yaitu :
M. Tibialis Cranialis, M. Extensor Digitalis Longus, M. Extensor Digitalis
Lateralis, M. Peroneus Tertius, M. Peroneus Longus
e. Mm. Caudal Cruris
M. Gastrocnemius, M. Soleus, M. Flexor Digitalis Superficialis, M. Flexor Digitalis Profundus
3. Penggolongan karbohidrat berdasarkan :
a. Jumlah gula penyusunnya, dibagi 4 yaitu :
> Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
>
Disakarida (terdiri atas
2 unit gula)
>
Oligosakarida (terdiri
atas 3-10 unit gula)
>
Polisakarida (terdiri
atas lebih dari 10 unit gula)
b.
Jumlah atom karbon, monosakarida dibagi menjadi :
>
Triosa (tersusun atas 3
atom C)
>
Tetrosa (tersusun atas 4
atom C)
>
Pentosa (tersusun atas 5
atom C)
>
Heksosa (tersusun atas 6
atom C)
>
Heptosa (tersusun atas 7
atom C)
>
Oktosa (tersusun atas 8 atom C), dan seterusnya
c.
Gugus fungsionalnya, dibagi menjadi 2 yaitu :
> Aldosa
Merupakan karbohidrat yang mengandung gugus aldehid ( -CHO) dan beberapa gugus
hidroksil (OH) , contoh : glukosa, galaktosa, ribosa.
> Ketosa
Merupakan karbohidrat yang mengandung gugus keton (-CO-) dan beberapa gugus hidroksil (-OH), contoh : fruktosa.
d. Reaktivitas terhadap
reagen Tollens :
> Jika mengandung gugus
aldehid, setelah ditetesi dengan pereaksi Tollens maka akan
terbentuk endapan cermin
perak.
> Jika mengandung gugus
keton, setelah ditetesi dengan pereaksi Tollens maka tidak
terbentuk endapan cermin
perak.
e. Fungsi Karbohidrat, antara lain :
Ø Sebagai sumber kalori atau energi
Ø Sebagai bahan pemanis dan pengawet
Ø Sebagai bahan pengisi dan pembentuk
Ø Sebagai bahan penstabil
Ø Sebagai sumber flavor (karamel)
Ø Sebagai sumber serat
Kesimpulan
Setelah mengikuti diskusi
skenario 1, mahasiswa mengetahui bagaimana cara beternak sapi perah yang baik
ditinjau dari berbagai aspek. Mahasiswa juga mengetahui tulang, sendi, dan otot
penyusun anggota gerak belakang sapi. Selain itu, mahasiswa menjadi tahu bahwa
susu sapi mengandung karbohidrat yang tersusun oleh berbagai macam komponen.
Luaran Pembelajaran
Setelah
mengikuti Focus Group Discussion skenario 1, mahasiswa mampu menjelaskan
bagaimana cara beternak sapi perah yang baik ditinjau dari kesejahteraan hewan,
good farming practices, dan norma
agama. Mahasiswa juga mampu menjelaskan otot, sendi, dan tulang penyusun
anggota gerak belakang hewan sapi. Sapi perah menghasilkan susu yang mengandung
berbagai macam nutrisi penting diantaranya karbohidrat. Mahasiswa mampu
menjelaskan komponen penyusun karbohidrat dilihat dari berbagai hal antara lain
jumlah atom karbon, jumlah gula penyusun, gugus fungsional, reaktivitas
terhadap reagen Tollens, serta fungsinya.
Referensi
Fessenden
dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Departement of Agriculture, Food and
Rural Development. 2001. Good Farming
Practices. Departement of Agriculture, Food and Rural Development, Irlandia
Ensminger, M.E dan H.D. Tylor. 2006. Dairy Cattle Science. 4th Editon.
Pearson Education Inc. New Jersey
Popesko P. 1993. Atlas de Anatomía Topográfica de los Animales
Domésticos
Arthington J.
1999. Colostrum Management in newborn
calves. The Florida
Cattleman and Livestock Journal
Anonim. 2011. http://moeflich.wordpress.com/2011/04/15/inilah-akhlak-islam-pada-binatang/
terimakasih artikel nya sangat membantu bagi kami yang sedsang belajar membudi dayakan ternak sapi
ReplyDeletebagi anda yang membutuhkan peralatan perah sapi silahkan kunjungi blog kami
milkcan stainless